10 tahun yang lalu dikenang sebagai final awal bagi Chelsea modern untuk mulai mengoleksi trofi.
Itulah trofi pertama yang kita menangi sejak Roman Abramovich menjadi pemilik klub; serta pertama kalinya dimanajeri oleh Jose Mourinho sekaligus trofi pertama yang diangkat oleh John Terry selaku kapten. Trofi-trofi berikutnya datang lebih cepat.
Gelar juara Piala Liga ini diperoleh setelah mengalahkan Liverpool di Cardiff pada 2005. Gelar ini juga penting bagi seorang pemain yang nantinya menjadi raja final perebutan piala bagi Chelsea – Didier Drogba.
“Hari itu hari yang penting karena merupakan trofi pertama yang aku menangkan bersama rekan setimku,” papar pemain asal Pantai Gading ini ke situs resmi Chelsea.
“Aku sudah pernah memenangkan penghargaan individu seperti Player of the Year di Perancis dan Player of the Month, namun sebagai tim, aku belum pernah memenangkan sesuatu di Perancis, jadi ini menjadi yang pertama kali buatku, dan ini momen yang sangat luar biasa.”
“Semua final piala domestik sangatlah istimewa, sulit untuk memilih final mana yang terbaik karena di setiap final yang aku mainkan, selalu ada perasaan yang spesial ketika bisa mencetak gol atau ketika menang atau mengangkat trofi. Semua laga berbeda namun kemeriahannya sama.”
Drogba menyatakan bahwa final di Februari 2005 adalah final pertama yang ia menangi, memori Cardiff itu masih teringat jelas, terutama karena ia yang membuka keunggulan the Blues.
Ia menembak bola dari jarak dekat, yang kemudian dilanjutkan oleh gol serupa dari Mateja Kezman. Liverpool, yang telah unggul 1-0 sejak menit pertama, berhasil mencetak gol di menit-menit akhir laga namun tidak cukup untuk mengalahkan the Blues karena skor akhir menunjukkan 3-2.
“Saat itu Liverpool sangat kuat, mereka tim yang bagus,” ingat Drogba.
“Mereka mengawali laga dengan baik, kami terus menekan mereka namun tidak menemukan cara untuk mencetak gol. Tapi kemudian kami berhasil menyamakan kedudukan lewat gol bunuh diri Steven Gerrard sebelum akhir laga sehingga laga dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu. Kami berhasil unggul dan mental kami menjadi lebih kuat. Kami juga bisa mengalahkan mereka secara fisik.”
Untuk memperingati pencapaian yang diperoleh di hari itu, laga itu tidak bisa dilihat secara terpisah. Pada musim 2004/05, Chelsea sangat jarang kalah, tepatnya hanya sekali di liga di sepanjang musim, namun mereka menghadapi final itu dengan bekal dua kali kalah dalam tujuh hari.
“Kami kalah dari Newcastle (di Piala FA) dan kalah 2-1 di Barcelona,” kata Drogba, yang secara kontroversial diusir di Spanyol, “lalu kami juga kalah dari Liverpool, jadi itu merupakan momen yang sulit bagi kami.”
“Itu merupakan ujian sebenarnya bagi tim kami untuk melihat apakah kami bisa memenangi trofi atau tidak, namun akhirnya kami bisa melakukannya.”
Dua bulan kemudian Chelsea menambah gelar berupa juara Premier League.
“Trofi pertama memberikan kepercayaan diri kepada kami,” jelas Drogba, “tidak hanya untuk menang di dua laga liga, namun untuk dua tahun berikutnya ketika kami memenangi Piala FA. Ini memperbesar semangat kami dalam memenangi gelar juara dan kami ingin bermain di final lagi dan merasakan momen-momen itu lagi.”
Di final Piala Liga berikutnya, Drogba mencetak dua gol untuk mengalahkan Arsenal dengan skor 2-1. Perayaan kemenangan itu dilangsungkan pada hari Rabu.
“Aku melihatnya di Instagram pekan ini,” kata Drogba, “dan terlihat bagus.”
Kamis, 26 Maret 2015
10 tahun yang lalu
10 tahun yang lalu dikenang sebagai final awal bagi Chelsea modern untuk mulai mengoleksi trofi.
Itulah trofi pertama yang kita menangi sejak Roman Abramovich menjadi pemilik klub; serta pertama kalinya dimanajeri oleh Jose Mourinho sekaligus trofi pertama yang diangkat oleh John Terry selaku kapten. Trofi-trofi berikutnya datang lebih cepat.
Gelar juara Piala Liga ini diperoleh setelah mengalahkan Liverpool di Cardiff pada 2005. Gelar ini juga penting bagi seorang pemain yang nantinya menjadi raja final perebutan piala bagi Chelsea – Didier Drogba.
“Hari itu hari yang penting karena merupakan trofi pertama yang aku menangkan bersama rekan setimku,” papar pemain asal Pantai Gading ini ke situs resmi Chelsea.
“Aku sudah pernah memenangkan penghargaan individu seperti Player of the Year di Perancis dan Player of the Month, namun sebagai tim, aku belum pernah memenangkan sesuatu di Perancis, jadi ini menjadi yang pertama kali buatku, dan ini momen yang sangat luar biasa.”
“Semua final piala domestik sangatlah istimewa, sulit untuk memilih final mana yang terbaik karena di setiap final yang aku mainkan, selalu ada perasaan yang spesial ketika bisa mencetak gol atau ketika menang atau mengangkat trofi. Semua laga berbeda namun kemeriahannya sama.”
Drogba menyatakan bahwa final di Februari 2005 adalah final pertama yang ia menangi, memori Cardiff itu masih teringat jelas, terutama karena ia yang membuka keunggulan the Blues.
Ia menembak bola dari jarak dekat, yang kemudian dilanjutkan oleh gol serupa dari Mateja Kezman. Liverpool, yang telah unggul 1-0 sejak menit pertama, berhasil mencetak gol di menit-menit akhir laga namun tidak cukup untuk mengalahkan the Blues karena skor akhir menunjukkan 3-2.
“Saat itu Liverpool sangat kuat, mereka tim yang bagus,” ingat Drogba.
“Mereka mengawali laga dengan baik, kami terus menekan mereka namun tidak menemukan cara untuk mencetak gol. Tapi kemudian kami berhasil menyamakan kedudukan lewat gol bunuh diri Steven Gerrard sebelum akhir laga sehingga laga dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu. Kami berhasil unggul dan mental kami menjadi lebih kuat. Kami juga bisa mengalahkan mereka secara fisik.”
Untuk memperingati pencapaian yang diperoleh di hari itu, laga itu tidak bisa dilihat secara terpisah. Pada musim 2004/05, Chelsea sangat jarang kalah, tepatnya hanya sekali di liga di sepanjang musim, namun mereka menghadapi final itu dengan bekal dua kali kalah dalam tujuh hari.
“Kami kalah dari Newcastle (di Piala FA) dan kalah 2-1 di Barcelona,” kata Drogba, yang secara kontroversial diusir di Spanyol, “lalu kami juga kalah dari Liverpool, jadi itu merupakan momen yang sulit bagi kami.”
“Itu merupakan ujian sebenarnya bagi tim kami untuk melihat apakah kami bisa memenangi trofi atau tidak, namun akhirnya kami bisa melakukannya.”
Dua bulan kemudian Chelsea menambah gelar berupa juara Premier League.
“Trofi pertama memberikan kepercayaan diri kepada kami,” jelas Drogba, “tidak hanya untuk menang di dua laga liga, namun untuk dua tahun berikutnya ketika kami memenangi Piala FA. Ini memperbesar semangat kami dalam memenangi gelar juara dan kami ingin bermain di final lagi dan merasakan momen-momen itu lagi.”
Di final Piala Liga berikutnya, Drogba mencetak dua gol untuk mengalahkan Arsenal dengan skor 2-1. Perayaan kemenangan itu dilangsungkan pada hari Rabu.
“Aku melihatnya di Instagram pekan ini,” kata Drogba, “dan terlihat bagus.”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar